Wednesday, May 9, 2012

ANALISIS CONTRASTIF


BAB I
PENDAHULUAN
I. A. LATAR BELAKANG
            Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan bahasa sebagai alat komunikasi antara lain sebagai sarana menjaga hubungan baik antar individu, untuk kepentingan dunia pariwisata, bisnis, dan lain sebagainya. Hubungan itu tidak hanya sebatas hubungan regional maupun nasional saja tetapi juga hubungan internasional. Bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa internasional dipelajari sebagai bahasa asing di Indonesia.
            Tidak mudah mempelajari bahasa Inggris di Indonesia. Disamping bahasa Inggris masih dikenal dan dipelajari sabagai bahasa asing, juga masih banyak faktor yang mempengaruhi dalam penguasaan bahasa Inggris. Faktor yang menjadi kesulitan dalam penguasaan bahasa Inggris bagi banyak siswa adalah dengan adanya perbedaan terutama yang menyangkut kaidah bahasa atau tata-bahasa. Perbedaan-perbedaan itu seperti perbedaan budaya (yang mengarah pada unsur semantik dan prakmatik) juga perbedaan gramatikal (yang mengarah pada tata-bahasa terutama yang menyangkut sistim kala dalam bahasa Inggris). Kesulitan dengan adanya perbedaan ini juga dihadapi oleh para mahasiswa yang sedang belajar bahasa Inggris mata kuliah Penerjemahan. Perlu adanya jembatan untuk mengetahui kedua bahasa tersebut baik bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber (L1) maupun bahasa Inggris sebagai bahasa sasaran (L2) yaitu dengan analisis kontrastif.
            Analisis kontrastif adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari perbedaan dan persamaan antar bahasa, yaitu bahasa sumber (L1) dan bahasa sasaran (L2). Analisis kontrastif secara umum membicarakan dua unsur kebahasaan yaitu makrolinguistik dan mikrolinguistik. Dalam mata-kuliah Penerjemahan dikenal adanya hubungan antara bahasa sumber (L1) dan Bahasa sasaran (L2) yaitu : L1 mempunyai kaidah dan L2 mempunyai padanan, atau sebaliknya dan L1 mempunyai kaidah dan tak ada padanan dalam L2, atau sebaliknya.
Mikrolinguistik mempelajari tentang kesulitan utama yaitu kesulitan fonologi dan kesulitan tata-bahasa. Taraf kesulitan tersebut dalam mata-kuliah Penerjemahan adalah hubungan antara bahasa sumber (L1) dalam hal ini bahasa Indonesia dan bahasa sasaran (L2) bahasa Inggris apabila L1 mempunyai kaidah dan tak ada padanan dalam L2, atau sebaliknya.
Sementara pengkajian analisis kontrastif meliputi dua pengkajian baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis analisis kontrastif bertujuan meningkatkan pengetahuan dalam bidang kebahasaan. Secara praktis analisis kontrastif bertujuan untuk keperluan praktis, pengajaran dan penyusunan bahan pengajaran.  
I. B. IDENTIFIKASI MASALAH
            Berangkat dari latar belakang tersebut diatas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan yaitu :
  1. Masih ada mahasiswa yang belum mampu menerjemahkan bentuk kalimat L1 ke dalam L2.
  2. Masih ada mahasiswa yang belum mampu menerjemahkan kalimat L2 sehubungan dengan adanya perbedaan sistim kala.   
I. C. MANFAAT
Dengan melakukan analisis kontrastif diharapakan dapat memberikan manfaat :
  1. Memberikan kontribusi ilmiah dalam bidang linguistik sehubungan dengan kesuitan tata-bahasa yang dihadapi oleh mahasiswa dalam menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dan sebaliknya.
  2. Sebagai bahan pertimbangan guru, dosen maupun pemerhati bahasa ketika menyusun bahan pembelajaran sehubungan dengan kalimat dalam tata-bahasa baik bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia.
  3. Memberikan khasanah ilmiah yang lebih luas dalam bidang analisis kontrastif dalam tataran sintaksis terutama berkenaan dengan sistim kala.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
DEFINISI KONSEPTUAL
II. A. ANALISIS KONTRASTIF
            Analisis kontrastif menurut Carl James dalam bukunya Contrastive Anallysis menyatakan bahwa :
Contrastive Analysis is a linguistic enterprise aimed at producing inverted (i.e. contrastive not comparative) two valued typologies (a Contrastive Analysis is always concerned with a pair of languages), and founded on the assumption that languages can be compared.[1]    
Jadi analisis kontrastif adalah ranah bahasa yang bertujuan pada pengontrasan antar dua tipologi, karena kontrastif analisis selalu mempelajari dua bahasa dan berasumsi bahwa bahasa tersebut dapat diperbandingkan.
Analisis kontrastif menurut Tarigan (2009) :
Analisis kontrastif, berupa prosedur kerja, adalah aktifitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan diantara kedua bahasa.[2]
Jadi analisis kontrastif adalah kegiatan dalam tujuannya mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara dua bahasa.  
II. B. GRAMATIKAL
Gramatikal dalam Kamus Pintar Bahasa Indonesia adalah kata sifat yang berarti berdasarkan tata-bahasa, menurut tata-bahasa, sesuai dengan tata-bahasa.[3] Jadi dapat dikatakan bahwa tataran gamatikal adalah hal-hal yang berdasarkan tata-bahasa atau kaidah-kaidah bahasa.
Berdasarkan pengertian bahwa bahasa adalah alat komunikasi, maka bahasa itu mempunyai dua aspek penting yaitu aspek bentuk (kaidah) dan aspek isi (makna).[4]  Kaidah bahasa yang dimaksudkan di sini adalah menyangkut bentuk, yaitu bentuk kata dan struktur kalimat.
Sementara ‘Grammar’ menurut Sidney Greenbaum :
I will be using the word grammar in this book to refer to the set of rules that allow us to combine words in our language into larger units. Grammar is the central component of language. It mediates between the system of sounds or of written symbols, on the one hand, and the system of meaning, on the other.[5]
Grammar adalah komponen yang penting dalam bahasa, karena merupakan jembatan antara sistim bunyi atau simbol tulisan dan mengacu pada seperangkat aturan yang memperbolehkan mengombinasikan kata-kata dalam kelompok yang lebih besar.
  Grammar is the study of morphemes and their combinations. It comprehends two subdivisions : morphology and syntax….. It is the arrangement of words as elements in a sentence, to show their relationship.[6]
Grammar mempelajari tentang morfem dan kombinasinya, yang mencakup morfologi dan suntaksis. Dapat dikatakan bahwa grammar mempelajari urutan kata dalam sebuah kalimat yang menunjukkan hubungannya.
Sedangkan menurut kamus Merriam Webster :
Conforming to the rules of grammar . [7]
Jadi dapat dikatakan bahwa tataran linguistik yang disebut tata-bahasa atau gramatika mencakup morfologi (yang membicarakan struktur internal kata) dan sintaksis (yang membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsure-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran.
II. C. SINTAKSIS
            Menurut Abdul Chaer (2007) :
Hal ini sesuai dengan asal-usul kata sintaksis itu sendiri, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘sun’ yang berarti ‘dengan’ dan kata ‘tattein’ yang berarti ‘menempatkan’ . Jadi, secara etimologi istilah itu berarti : menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi klompok kata atau kalimat.[8]
Sedangkan E. Zaenal Arifin dalam bukunya Sintaksis menyebutkan:
Sintaksis adalah cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam tuturan (speech).[9]
Menurut Jean Aitchison menggambarkan sintaksis lebih sederhana bahwa sintaksis adalah susunan kata-kata :
In this book the term ‘syntax’ is restricted to the arrangement of words.[10]
Jadi sintaksis adalah cabang linguistik yang mempelajari tentang kata dalam hubungannya dengan kata-kata lain dalam suatu ujaran atau kalimat.
II. D. KALIMAT         
Finoza dalam bukunya Komposisi Bahasa Indonesia mengatakan bahwa :
Kalimat adalah ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.[11]
Sedangkan menurut  Gucker adalah :
A sentence is a group of words that says something, all by itself. It is complete, it can stand alone. It is followed by a period (or, in certain cases, a question mark or an exclamation point).[12]
Sebuah kalmat adalah sekelompok kata yang menyatakan sesuatu dengan makna yang lengkap dan bisa berdiri sendiri, dapat diikuti oleh tanda-tanya atau tanda seru.
Jadi sebuah kalimat bisa berupa kalimat pernyataan, kalimat tanya maupun kalimat perintah.
            II. E. SISTIM KALA
            Sisitim kala dalam bahasa Inggris dikenal sebagai ‘tenses’.  Dalam tata-bahasa bahasa Inggris digunakan sistim tenses. Menurut Geoffrey Leech yang menyebutkan bahwa :
Since tense relates the meaning of the verb to a time scale, we must first give some attention to the different kinds of meaning a verb may have.[13]
Bahwa tenses berhubungan dengan arti kata kerja dari skala waktu. Tenses adalah kata berasal dari bahasa Latin; tempus yang berarti waktu dimana dalam bahasa Inggris adalah bentuk kata kerja digunakan untuk mengindikasikan waktu atau menyelesaikan bentuk kegiatan pada saat pembicaraan. Jadi tenses adalah metode yang digunakan dalam bahasa Inggris yang menggambarkan waktu; lampau (past), kini (present) dan akan datang (future).
tense (noun): a form of a verb used to indicate the time, and sometimes the continuation or completeness, of an action in relation to the time of speaking. Tense is a method that we use in English to refer to time - past, present and future. (From Latin tempus = time).[14]
Tetapi ‘tenses’ tidak sama dengan ‘waktu’. Sebagai contoh present tense tidak sama dengan present time. Sebagai contoh dalam kalimat ‘I hope it rains tomorrow’. Kata kerja "rains" adalah present simple, tetapi dalam kalimat ini artinya mengacu pada waktu yang akan datang (tomorrow). Contoh lain; past tense tidak selalu mengacu pada waktu lampau (past time): dalam kalimat ‘If I had some money now, I could buy it.’. kata kerja "had" adalah past simple tetapi dalam hal ini mengacu pada waktu sekarang/ kini (now). Dalam bahasa Inggris ada 24 tenses yaitu yang membentuk 12 tenses kalimat aktif dan 12 tenses membentuk kalimat pasif. Dalam analisis kontrastif ini hanya akan mengontraskan 4 dasar tenses yakni simple present, present continuous, present perfect, past tense.








BAB III
METODOLOGI
III. A. TUJUAN PENELITIAN
            Penelitian ini bertujuan menggambarkan secara kontras struktur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta  sistim kala dalam bahasa Inggris dalam hubungannya dengan penerjemahan, sehingga dapat diketahui lebih jelas persamaan dan perbedaan kedua bahasa tersebut oeh peserta didik.
III. B. METODE PENELITIAN
            Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Menggunakan metode deskriptif komparatif-kontras, dimana bertujuan menemukan persamaan dan perbedaan secara sintaksis dan sistim kala antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Contoh kalimat dibuat ole penulis sendiri dengan mmpertimbangkan tingkat keberterimaan secara umum.
III. C. INSTRUMEN dan DATA PENELITIAN
            Instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri dengan melakukan studi literatur. Sedangkan sumber data penelitiannya adalah sumber data kualitatif dari contoh-contoh kalimat simple present tense, past tense, present perfect tense dan present continuous tense.  

III. D. TEKNIK PENGOLAHAN DATA
            Menurut Carl James(1980:67-69) idealnya suatu analisis kontrastif sintaksis mempunyai empat langkah sebagai berikut :
  1. Mengumpulkan data yang menunjukkan sistim yang relevan dalam tiap bahasa.
  2. Untuk setiap bahasa, nyatakan realisasi setiap katagori tata-bahasa yang berhubungan dengan analisis kontrastif yang dilakukan.
  3. Data penunjang, yaitu data-data lain yang menunjang pengonntrasan yang dilakukan.
  4. Merumuskan pengontrasan yang sudah di-identifikasikan dari analisa poin 2 dan 3.   







BAB IV
PEMBAHASAN
            Seperti sudah dijelaskan dalam kajian teori bahwa kalmat adalah satuan bahasa atau rangkaian kata yang bisa berdiri sendiri, yang menghubungkan klausa dengan klausa lainnya.
                        Bahasa Indonesia                           Bahasa Inggris
1. Frasa
Rumah besar                                                           Big house
Nenek saya                                                               My grandmother
Pada pagi hari                                                          In the morning
Pada malam hari                                                     At night
Dalam frasa bahasa Inggris adjektiva mendahului nomina dan dalam bahasa, sehingga berlaku hukum MD; modifier – determiner, dalam frasa ‘big house’ house adalah determiner sedangkan big adalah modifier. Indonesia berlaku sebaliknya, sehingga berlaku hukum DM; diterangkan – menerangkan. Dalam frasa ‘rumah besar’ kata besar menerangkan kata rumah.
Possessive adjectiva-nya (my)  mendahului nomina (grandmother). Preposition-nya (in, at) tergantung pada keterangan waktu-nya sedangkan dalam bahasa Indonesia hanya diterjemahkan dengan kata ‘pada’.
2. Klausa
Adikku menari                                                          My sister dances
Kakakku makan                                                       My brother eats
Neneknya menangis                                              Her grandmother cries
                                                                                    His grandmother cries
Ayahku petani                                                          my father is a farmer
*Ayahku adalah petani                                           My father is a farmer
Klausa ‘Ayahku petani’ adalah klausa nominal dan klausa ‘Ayahku adalah petani’ adalah klausa verbal karena dibedakan dengan menambahkan kata ‘adalah’ yang merupakan kata kerja kopula sepadan dengan to be (am, is, are, was, were) dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia kata kerja kopula tidak bersifat wajib sebab dalam klausa sederhana dapat diketahui Subjek dan Predikatnya dengan adanya intonasi. Kata kerja kopula digunakan untuk menyatakan definisi atau pada kalimat panjang supaya Subjek dan Predikatnya menjadi jelas. Sebagai contoh :
1.a.  Kalimat adalah ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.
1.b. Yang perlu dilakukan pada masa sulit bahan-bakar minyak dan harga barang-barang yang melambung tinggi penghematan besar-besaran dalam berbagai bidang.
1.c. Yang perlu dilakukan pada masa sulit bahan-bakar minyak dan harga barang-barang yang melambung tinggi adalah penghematan besar-besaran dalam berbagai bidang.
Menurut fungsinya, unsur–unsur kalimat terdiri atas Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap dan Keterangan. Ada 6 bentuk dasar kalimat bahasa Indonesia dan 7bentuk dasar bahasa Inggris.
3. Kalimat
Bahasa Indonesia                                       Bahasa Inggris
1. S - P                                                                       1. SV             
2. S – P - O                                                                2. SVA
3. S – P – Pel                                                            3. SVC
4. S – P – Ket                                                            4. SVO
5. S – P – O - Pel                                                      5. SVOO
6. S – P – O – Ket                                         6. SVOA
                                                                        7. SVOC
Keterangan :
1. SV  = Subject + Intransitive Verb
Someone is sleeping.
2. SVA = Subject + Verb + Adverbial complement
My parents are living in Chicago.
3. SVC = Subject + Linking Verb + Subject Complement
I feel tired.
4. SVO = Subject + Transitive Verb + Direct Object
We have finished our work.
5. SVOO = Subject + Transitive Verb + Indirect Object + Direct Object
She has given me the letter.
6. SVOA = Subject + Transitive Verb + Direct Object + Adverbial
 Complement
You cab put your coat in my bedroom.
7. SVOC = Subject + Transitive Verb + Direct Object + Object Complement
You have made me very happy.
1. SP = Subjek + Predikat (verba intransitif)
Saya mahasiswa.
2. SPO = Subjek + Predikat (verba transitif)+ Objek
Ayahnya membeli mobil baru.
3. SPPel = Subjek + Predikat (verba transitif)+ Pelengkap
Beliau menjadi ketua koperasi.
4. SPKet = Subjek + Predikat (verba transitif)+ Keterangan
Kami tinggal di Jakarta.
5. SPOPel = Subjek + Predikat (verba transitif) + Objek + Pelengkap
Dia mengirimi ibunya uang.
6. SPOKet = Subjek + Predikat  (verba transitif) + Objek + Keterangan
Pak Taufik menyimpan uang di bank.
Kalau dicermati lebih lanjut, kalimat dasar dalam bahasa Indonesia dan bahasa Ingris tidak jauh berbeda, bahkan sebagian besar berpola Subjek + kata kerja transitif.


            4. Sistim Kala atau Tenses
Seperti dijelaskan di atas bahwa sistim kala adalah sistim aturan gramatika dalam bahasa Inggris yang berhubungan dengan kata kerja. Ada empat dasar Tenses yang menjadi perhatian penulis untuk dikontraskan dengan bahasa Indonesia sehingga peserta didik dapat mengenali perbedaannya dan dapat menggunakannya dengan tepat dalam penerjemahan.
            Bahasa Inggris                                 Bahasa Indonesia
1. Simple Present Tense
   They study English.                                 Mereka belajar bahasa Inggris.
   She studies English.                                Dia belajar bahasa Inggris.
He studies English.                                     Dia belajar bahasa Inggris.
They do not study English.                                    Mereka tidak belajar bahasa Inggris.
She does not study English.                     Dia tidak belajar bahasa Inggris.
 Do they study English?                             Mereka belajar bahasa Inggris kah?
 Does she study English?                          Dia belajar bahasa Inggris kah?
Dalam Simple Present Tense kata kerja atau verbanya mengalami penambahan –s,- ies,- es ketika ber-subjek tunggal. Contohnya :
She writes.                They write.
He cries.                    Babies cry ------ bayi-bayi menangis.
A student goes         Students go.----- murid-murid pergi.
Sementara kata kerja ‘belajar’ dalam bahasa Indonesia tidak mengalami penambahan. Juga kalau kita cermati kata benda jamak ditambahkan –s, -ies dan kata benda jamak dalam bahasa Indonesia dengan mengulang kata itu sendiri seperti contoh di atas : bayi-bayi dan murid-murid.
Kalimat negative Simple Present Tense dalam bahasa Inggris ditambahkan auxiliaries ‘Do’ dan ‘not’ yang melekat pada Subjek Jamak dan ‘Does’ dan ‘not’ pada Subjek Tunggal. Dalam bahasa Indonesia hanya menambahkan kata ‘tidak’ pada Subjek Jamak maupun Tunggal.
Kalimat tanya Simple Present Tense dalam bahasa Inggris meletakkan auxiliaries ‘Do’ dan ‘Does’ di depan Subjek. Dalam bahasa Indonesia hanya menambahkan kata ‘kah’ di belakang kalimat.
Pronomina atau kata ganti orang ketiga tunggal sangat jelas disebutkan dalam bahasa Inngris yaitu ‘She’ untuk perempuan dan ‘He’ untuk laki-laki, dalam bahasa Indonesia hanya disebutkan ‘Dia’ untuk laki-laki dan perempuan.    
2. Present Continuous Tense
  They are studying English.          Mereka sedang belajar bahasa Inggris.
   She is writing a story.                   Dia sedang menulis sebuah cerita.
They are not studying English.     Mereka sedang tidak belajar bahasa    Inggris.
   She is not writing a story.            Dia sedang tidak  menulis sebuah cerita.
   Are they studying English?        Mereka sedang belajar bahasa Inggris kah?
   Is she writing a story?                  Dia sedang menulis sebuah cerita kah?
Dalam Present Continuous Tense ditambahkan to be ( am, is, are) dan verb-ing. To be –am hanya melekat pada ‘I’ , to be –is melekat pada Subjek Tunggal dan –are melekat pada Subjek Jamak, contohnya :
I am listening.
She is reading.
They are writing.
Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan menambah kata ‘sedang’ sesudah Subjek.
  3. Present Perfect
   They have studied English.                    Mereka telah belajar bahasa Inggris.
   She has written a story.                           Dia telah menulis sebuah cerita.
   They have not studied English.             Mereka belum belajar bahasa Inggris.
   She has not written a story.                    Dia belum menulis sebuah cerita.
   Have they studied English?                   Mereka telah belajar bahasa Inggris kah?
   Has she written a story?                          Dia telah menulis sebuah cerita kah?
Dalam Present Perfect ditambahkan auxiliaries ‘Has’ yang melekat pada Subjek Tunggal dan ‘Have’ pada Subjek Jamak. Sementara kata kerjanya adalah kata kerja bentuk ketiga atau yang biasa di sebut sebagai Past Participle. Apabila kata kerja nya adalah kata kerja beraturan maka hanya menambahkan –ed seperti pada walked, talked, dlsb. Dan apabila kata kerjanya tidak beraturan maka kita harus tahu bentuk Past Participle nya seperti pada bring-brought, eat-eaten, dlsb. Contoh dalam kalimat sebagai berikut :
She has drunk milk. --- Dia telah minum susu. = Dia baru saja minum susu.
They have thrown the balls.--- Mereka telah melempar bola-bola itu.
Dalam bahasa Indonesia biasanya diterjemahkan dengan menambahkan kata ‘telah’ atau ‘baru saja’. Kalimat negatif dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan menambahkan kata ‘belum’.
.4. Past Tense
   They studied English.                              Mereka dulu belajar bahasa Inggris.
   She wrote a story.                                     Dia dulu menulis sebuah cerita.
   They did not study English.                    Mereka dulu tidak belajar bahasa Inggris.
   She did not write a story.                         Dia dulu tidak menulis sebuah cerita.
   Did they study English?                          Mereka dulu belajar bahasa Inggris kah?
   Did she write a story?                               Dia dulu menulis sebuah cerita kah?
Kata kerja dalam Past Tense adalah kata kerja bentuk kedua. Apabila kata kerjanya beraturan hanya menambahkan kata –ed seperti seperti pada walked, talked, dlsb. Dan apabila kata kerjanya tidak beraturan maka kita harus tahu bentuk Past tense nya seperti pada bring-brought, eat- ate, dlsb. Contoh lainnya sebagai berikut :
I ate a hamburger.
She threw the ball.
Pada kalimat negatif Past Tense ditambahkan auxiliary ‘Did’ dan not dibelakang Subjek baik Tunggal maupun Jamak. Pada terjemahan bahasa Indonesia biasanya hanya ditambahkan kata ‘dulu’.  


BAB V
SIMPULAN

V. A. PERSAMAAN
Setelah ditelaah lebih lanjut ternyata terdapat beberapa persamaan khususnya dalam pola atau ‘pattern’ kalimat baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia yaitu Subjek + Verba transitif. Penulisan dengan menyertakan kopula (adalah) dalam bahasa Indonesia diterjemahkan langsung begitu saja seperti pada contoh : ‘ayahku adalah seorang petani’ diterjemahkan menjadi ‘my father is  a farmer’.     

V. B. PERBEDAAN
Perbedaan-perbedaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam tataran sintaksis adalaah sebagai berikut:
ü  Pada frasa bahasa Indonesia berlaku hukum DM dan pada frasa bahasa Inggris berlaku hukum MD.
ü  Kata ganti orang ketiga tunggal dalam bahasa Inggris lebih jelas mengacu pada perempuan (She) atau laki-laki(He), sementara pada bahasa Indonesia kurang jelas karena hanya menyebutkan ‘dia’ baik laki-laki maupun perempuan.
ü  Kata kerja dalam bahasa Inggris berubah menurut tenses dan Subjeknya: dalam Simple Present Tense bersubjek tunggal ditambahkan –s, -es dan –ies, dalam Past Tense ditambahkan –ed untuk kata kerja beraturan dan menggunakan kata kerja bentuk ke -2 untuk kata kerja yang tidak beraturan, dalam Present Continuous ditambahkan to be (am. is. are) dan verb-ing, dalam Present Perfect ditambahkan auxiliary (have, has) dan kata kerja bentuk ke -3 (past participle). Sementara kata kerja pada bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan.    
ü  Penambahan auxiliaries Do, Does, Did dan Not dalam kalimat negatif tergantung pada Subjeknya. Sedangkan dalam bahasa Indonesia hanya menambahkan kata ‘tidak’ pada kalimat negatif. 
ü  Adanya inversi dalam kalimat tanya bahasa Inggris, sedangkan ada penambahan kata ‘kah?’dalam kalimat tanya bahasa Indonesia.

V.C. IMPLIKASI
            Setelah teridentifikasi persamaan dan perbedaan dalam tataran sintaksis, diharapkan mahasiswa yang mengambil mata-kuliah Penerjemahan lebih jelas melihat persamaan dan perbedaan dalam tataran sintaksis secara jelas dan menyeluruh sehingga akan dapat membantu usahanya dalam menerjemahkan baik dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau sebaliknya.

V. D. SARAN
Diharapkan pengajar memberikan analisis kontrastif bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam tataran sintaksis sebagai pengantar dalam mata kuliah Penerjemahan, sehingga mahasiswa memperoleh gambaran secara menyeluruh atau wawasan yang lebih luas tentang tata-bahasa kedua bahasa tersebut. 








DAFTAR PUSTAKA

Al-Jurf,Reima, A Contrastif Analysis of English and Arabic for Translation Students, Riyadh: Al Obeikkan-Printing Press.
Aitchison, Jean. 2008. Linguistics , London: Hodder Headline,Ltd.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta
Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia,Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Greenbaum,Sidney and Gerald Nelson. 2002.  An Introduction to English Grammar, London:Pearson Education.
Gucker,Philip. 1966. Essential English Grammar, New York: Dover Publications, Inc.
Guntur,Henry Tarigan. 2009. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa, Bandung:Angkasa.
http://www.merriam-webster.com/dictionary/grammatical, diunduh tanggal 16 April 2012 jam 15.10 PM.
http://www.englishclub.com/grammar/verb-tenses_sys-what.htm, diunduh tgl. 1 Desember jam 23.15 WIB.
Istyono, Y. Wahyu dan Ostaria Silaban. 2006. Kamus Pintar Bahasa Indonesia, Batam: Karisma Publishing Group.
James,Carl. 1980. Contrastive Analysis, London: Longman Group Ltd.
Leech, Geoffrey & Jan Svartvik,2009.  A Communicative Grammar of English, UK: Pearson Education.
Sartuni, Rasyid. 2000. Aplikasi Bahasa Indonesiadi Perguruan Tinggi, Bogor : Maharani Press.
Zaenal, E.Arifin dan Junaiyah H.M. 2008. Sintaksis, Jakarta: PT.Grasindo.



[1] Carl James. 1980. Contrastive Analysis,( London: Longman Group Ltd.) p.3
[2] Henry Guntur Tarigan. 2009. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa (Bandung:Angkasa) p.5
[3] Y.Istyono Wahyu dan Ostaria Silaban. 2006. Kamus Pintar Bahasa Indonesia (Batam: Karisma Publishing Group) p.195
[4] Rasyid Sartuni. 2000. Aplikasi Bahasa Indonesiadi Perguruan Tinggi (Bogor : Maharani Press)p.3
[5] Sidney Greenbaum and Gerald Nelson. 2002.  An Introduction to English Grammar (London:Pearson Education) p.1
[6] Reima Al-Jurf, A Contrastif Analysis of English and Arabic for Translation Students (Riyadh: Al Obeikkan-Printing Press) p.2
[7] http://www.merriam-webster.com/dictionary/grammatical, diunduh tanggal 16 April 2012 jam 15.10 PM.
[8] Abdul Chaer. 2007. Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta) p.206
[9] E.Zaenal Arifin dan Junaiyah H.M. 2008. Sintaksis(Jakarta: PT.Grasindo)p.1
[10] Jean Aitchison. 2008. Linguistics (London: Hodder Headline,Ltd.)p.9
[11] Lamuddin Finoza. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia,Jakarta: Diksi Insan Mulia.p.107
[12] Philip Gucker. 1966. Essential English Grammar, (New York: Dover Publications, Inc.)p.1
[13] Geoffrey Leech & Jan Svartvik, A Communicative Grammar of English (UK: Pearson Education, 2009) p.53.