Wiwik Sari Dewi
Sunday, December 29, 2013
Saturday, December 28, 2013
Wednesday, May 9, 2012
ANALISIS CONTRASTIF
BAB
I
PENDAHULUAN
I.
A. LATAR BELAKANG
Bahasa sebagai alat komunikasi
mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan bahasa sebagai alat komunikasi
antara lain sebagai sarana menjaga hubungan baik antar individu, untuk
kepentingan dunia pariwisata, bisnis, dan lain sebagainya. Hubungan itu tidak
hanya sebatas hubungan regional maupun nasional saja tetapi juga hubungan
internasional. Bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa internasional
dipelajari sebagai bahasa asing di Indonesia.
Tidak mudah mempelajari bahasa
Inggris di Indonesia. Disamping bahasa Inggris masih dikenal dan dipelajari
sabagai bahasa asing, juga masih banyak faktor yang mempengaruhi dalam
penguasaan bahasa Inggris. Faktor yang menjadi kesulitan dalam penguasaan
bahasa Inggris bagi banyak siswa adalah dengan adanya perbedaan terutama yang
menyangkut kaidah bahasa atau tata-bahasa. Perbedaan-perbedaan itu seperti
perbedaan budaya (yang mengarah pada unsur semantik dan prakmatik) juga perbedaan
gramatikal (yang mengarah pada tata-bahasa terutama yang menyangkut sistim kala
dalam bahasa Inggris). Kesulitan dengan adanya perbedaan ini juga dihadapi oleh
para mahasiswa yang sedang belajar bahasa Inggris mata kuliah Penerjemahan. Perlu
adanya jembatan untuk mengetahui kedua bahasa tersebut baik bahasa Indonesia
sebagai bahasa sumber (L1) maupun bahasa Inggris sebagai bahasa sasaran (L2)
yaitu dengan analisis kontrastif.
Analisis kontrastif adalah salah
satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari perbedaan dan persamaan antar bahasa,
yaitu bahasa sumber (L1) dan bahasa sasaran (L2). Analisis kontrastif secara
umum membicarakan dua unsur kebahasaan yaitu makrolinguistik dan
mikrolinguistik. Dalam mata-kuliah Penerjemahan dikenal adanya hubungan antara
bahasa sumber (L1) dan Bahasa sasaran (L2) yaitu : L1 mempunyai kaidah dan L2 mempunyai
padanan, atau sebaliknya dan L1 mempunyai kaidah dan tak ada padanan dalam L2,
atau sebaliknya.
Mikrolinguistik
mempelajari tentang kesulitan utama yaitu kesulitan fonologi dan kesulitan tata-bahasa.
Taraf kesulitan tersebut dalam mata-kuliah Penerjemahan adalah hubungan antara
bahasa sumber (L1) dalam hal ini bahasa Indonesia dan bahasa sasaran (L2) bahasa
Inggris apabila L1 mempunyai kaidah dan tak ada padanan dalam L2, atau
sebaliknya.
Sementara
pengkajian analisis kontrastif meliputi dua pengkajian baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis analisis kontrastif bertujuan meningkatkan
pengetahuan dalam bidang kebahasaan. Secara praktis analisis kontrastif
bertujuan untuk keperluan praktis, pengajaran dan penyusunan bahan pengajaran.
I.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berangkat dari latar belakang
tersebut diatas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan yaitu :
- Masih ada mahasiswa yang belum mampu menerjemahkan bentuk kalimat L1 ke dalam L2.
- Masih ada mahasiswa yang belum mampu menerjemahkan kalimat L2 sehubungan dengan adanya perbedaan sistim kala.
I.
C. MANFAAT
Dengan
melakukan analisis kontrastif diharapakan dapat memberikan manfaat :
- Memberikan kontribusi ilmiah dalam bidang linguistik sehubungan dengan kesuitan tata-bahasa yang dihadapi oleh mahasiswa dalam menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dan sebaliknya.
- Sebagai bahan pertimbangan guru, dosen maupun pemerhati bahasa ketika menyusun bahan pembelajaran sehubungan dengan kalimat dalam tata-bahasa baik bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia.
- Memberikan khasanah ilmiah yang lebih luas dalam bidang analisis kontrastif dalam tataran sintaksis terutama berkenaan dengan sistim kala.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
DEFINISI
KONSEPTUAL
II.
A. ANALISIS KONTRASTIF
Analisis kontrastif menurut Carl
James dalam bukunya Contrastive Anallysis menyatakan bahwa :
Contrastive
Analysis is a linguistic enterprise aimed at producing inverted (i.e.
contrastive not comparative) two valued typologies (a Contrastive Analysis is
always concerned with a pair of languages), and founded on the assumption that
languages can be compared.[1]
Jadi
analisis kontrastif adalah ranah bahasa yang bertujuan pada pengontrasan antar
dua tipologi, karena kontrastif analisis selalu mempelajari dua bahasa dan
berasumsi bahwa bahasa tersebut dapat diperbandingkan.
Analisis
kontrastif menurut Tarigan (2009) :
Analisis
kontrastif, berupa prosedur kerja, adalah aktifitas atau kegiatan yang mencoba
membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi
perbedaan-perbedaan diantara kedua bahasa.[2]
Jadi
analisis kontrastif adalah kegiatan dalam tujuannya mengidentifikasi perbedaan
dan persamaan antara dua bahasa.
II.
B. GRAMATIKAL
Gramatikal
dalam Kamus Pintar Bahasa Indonesia adalah kata sifat yang berarti berdasarkan
tata-bahasa, menurut tata-bahasa, sesuai dengan tata-bahasa.[3]
Jadi dapat dikatakan bahwa tataran gamatikal adalah hal-hal yang berdasarkan
tata-bahasa atau kaidah-kaidah bahasa.
Berdasarkan
pengertian bahwa bahasa adalah alat komunikasi, maka bahasa itu mempunyai dua
aspek penting yaitu aspek bentuk (kaidah) dan aspek isi (makna).[4] Kaidah bahasa yang dimaksudkan di sini adalah
menyangkut bentuk, yaitu bentuk kata dan struktur kalimat.
Sementara
‘Grammar’ menurut Sidney Greenbaum :
I
will be using the word grammar in this book to refer to the set of rules that
allow us to combine words in our language into larger units. Grammar is the
central component of language. It mediates between the system of sounds or of
written symbols, on the one hand, and the system of meaning, on the other.[5]
Grammar
adalah komponen yang penting dalam bahasa, karena merupakan jembatan antara
sistim bunyi atau simbol tulisan dan mengacu pada seperangkat aturan yang
memperbolehkan mengombinasikan kata-kata dalam kelompok yang lebih besar.
Grammar is the study of morphemes and their
combinations. It comprehends two subdivisions : morphology and syntax….. It is
the arrangement of words as elements in a sentence, to show their relationship.[6]
Grammar
mempelajari tentang morfem dan kombinasinya, yang mencakup morfologi dan
suntaksis. Dapat dikatakan bahwa grammar mempelajari urutan kata dalam sebuah
kalimat yang menunjukkan hubungannya.
Sedangkan
menurut kamus Merriam Webster :
Jadi
dapat dikatakan bahwa tataran linguistik yang disebut tata-bahasa atau
gramatika mencakup morfologi (yang membicarakan struktur internal kata) dan
sintaksis (yang membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau
unsure-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran.
II.
C. SINTAKSIS
Menurut Abdul Chaer (2007) :
Hal ini
sesuai dengan asal-usul kata sintaksis itu sendiri, yang berasal dari bahasa
Yunani, yaitu ‘sun’ yang berarti ‘dengan’ dan kata ‘tattein’ yang berarti ‘menempatkan’
. Jadi, secara etimologi istilah itu berarti : menempatkan bersama-sama
kata-kata menjadi klompok kata atau kalimat.[8]
Sedangkan
E. Zaenal Arifin dalam bukunya Sintaksis menyebutkan:
Sintaksis
adalah cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam tuturan
(speech).[9]
Menurut
Jean Aitchison menggambarkan sintaksis lebih sederhana bahwa sintaksis adalah
susunan kata-kata :
In this
book the term ‘syntax’ is restricted to the arrangement of words.[10]
Jadi
sintaksis adalah cabang linguistik yang mempelajari tentang kata dalam
hubungannya dengan kata-kata lain dalam suatu ujaran atau kalimat.
II.
D. KALIMAT
Finoza
dalam bukunya Komposisi Bahasa Indonesia mengatakan bahwa :
Kalimat
adalah ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan
intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.[11]
Sedangkan
menurut Gucker adalah :
A
sentence is a group of words that says something, all by itself. It is
complete, it can stand alone. It is followed by a period (or, in certain cases,
a question mark or an exclamation point).[12]
Sebuah
kalmat adalah sekelompok kata yang menyatakan sesuatu dengan makna yang lengkap
dan bisa berdiri sendiri, dapat diikuti oleh tanda-tanya atau tanda seru.
Jadi
sebuah kalimat bisa berupa kalimat pernyataan, kalimat tanya maupun kalimat
perintah.
II. E. SISTIM KALA
Sisitim kala dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai ‘tenses’. Dalam
tata-bahasa bahasa Inggris digunakan sistim tenses. Menurut Geoffrey Leech yang
menyebutkan bahwa :
Since
tense relates the meaning of the verb to a time scale, we must first give some
attention to the different kinds of meaning a verb may have.[13]
Bahwa
tenses berhubungan dengan arti kata kerja dari skala waktu. Tenses adalah kata
berasal dari bahasa Latin; tempus yang berarti waktu dimana dalam bahasa
Inggris adalah bentuk kata kerja digunakan untuk mengindikasikan waktu atau
menyelesaikan bentuk kegiatan pada saat pembicaraan. Jadi tenses adalah metode
yang digunakan dalam bahasa Inggris yang menggambarkan waktu; lampau (past),
kini (present) dan akan datang (future).
tense (noun): a form of a verb used to indicate
the time, and sometimes the continuation or completeness, of an action in
relation to the time of speaking. Tense is a method that we use in English to
refer to time - past, present and future. (From Latin tempus = time).[14]
Tetapi
‘tenses’ tidak sama dengan ‘waktu’. Sebagai contoh present tense tidak sama dengan present
time. Sebagai contoh dalam kalimat ‘I hope it rains tomorrow’.
Kata kerja "rains" adalah present simple, tetapi dalam kalimat ini
artinya mengacu pada waktu yang akan datang (tomorrow). Contoh lain; past
tense tidak selalu mengacu pada waktu lampau (past time): dalam
kalimat ‘If I had some money now, I could buy it.’. kata kerja
"had" adalah past simple tetapi dalam hal ini mengacu pada waktu
sekarang/ kini (now). Dalam bahasa Inggris ada 24 tenses yaitu yang membentuk
12 tenses kalimat aktif dan 12 tenses membentuk kalimat pasif. Dalam analisis
kontrastif ini hanya akan mengontraskan 4 dasar tenses yakni simple present,
present continuous, present perfect, past tense.
BAB
III
METODOLOGI
III.
A. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan
menggambarkan secara kontras struktur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
serta sistim kala dalam bahasa Inggris dalam
hubungannya dengan penerjemahan, sehingga dapat diketahui lebih jelas persamaan
dan perbedaan kedua bahasa tersebut oeh peserta didik.
III.
B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini bersifat
deskriptif kualitatif. Menggunakan metode deskriptif komparatif-kontras, dimana
bertujuan menemukan persamaan dan perbedaan secara sintaksis dan sistim kala
antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Contoh kalimat dibuat ole penulis
sendiri dengan mmpertimbangkan tingkat keberterimaan secara umum.
III.
C. INSTRUMEN dan DATA PENELITIAN
Instrumen yang digunakan adalah
peneliti sendiri dengan melakukan studi literatur. Sedangkan sumber data
penelitiannya adalah sumber data kualitatif dari contoh-contoh kalimat simple
present tense, past tense, present perfect tense dan present continuous tense.
III.
D. TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Menurut Carl James(1980:67-69) idealnya
suatu analisis kontrastif sintaksis mempunyai empat langkah sebagai berikut :
- Mengumpulkan data yang menunjukkan sistim yang relevan dalam tiap bahasa.
- Untuk setiap bahasa, nyatakan realisasi setiap katagori tata-bahasa yang berhubungan dengan analisis kontrastif yang dilakukan.
- Data penunjang, yaitu data-data lain yang menunjang pengonntrasan yang dilakukan.
- Merumuskan pengontrasan yang sudah di-identifikasikan dari analisa poin 2 dan 3.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Seperti sudah dijelaskan dalam
kajian teori bahwa kalmat adalah satuan bahasa atau rangkaian kata yang bisa
berdiri sendiri, yang menghubungkan klausa dengan klausa lainnya.
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris
1. Frasa
Rumah
besar Big
house
Nenek
saya My
grandmother
Pada
pagi hari In
the morning
Pada
malam hari At
night
Dalam
frasa bahasa Inggris adjektiva mendahului nomina dan dalam bahasa, sehingga
berlaku hukum MD; modifier – determiner, dalam frasa ‘big house’ house adalah
determiner sedangkan big adalah modifier. Indonesia berlaku sebaliknya,
sehingga berlaku hukum DM; diterangkan – menerangkan. Dalam frasa ‘rumah besar’
kata besar menerangkan kata rumah.
Possessive
adjectiva-nya (my) mendahului nomina
(grandmother). Preposition-nya (in, at) tergantung pada keterangan waktu-nya
sedangkan dalam bahasa Indonesia hanya diterjemahkan dengan kata ‘pada’.
2.
Klausa
Adikku
menari My
sister dances
Kakakku
makan My
brother eats
Neneknya
menangis Her
grandmother cries
His
grandmother cries
Ayahku
petani my
father is a farmer
*Ayahku
adalah petani My
father is a farmer
Klausa
‘Ayahku petani’ adalah klausa nominal dan klausa ‘Ayahku adalah petani’ adalah
klausa verbal karena dibedakan dengan menambahkan kata ‘adalah’ yang merupakan
kata kerja kopula sepadan dengan to be (am, is, are, was, were) dalam bahasa
Inggris. Dalam bahasa Indonesia kata kerja kopula tidak bersifat wajib sebab
dalam klausa sederhana dapat diketahui Subjek dan Predikatnya dengan adanya
intonasi. Kata kerja kopula digunakan untuk menyatakan definisi atau pada
kalimat panjang supaya Subjek dan Predikatnya menjadi jelas. Sebagai contoh :
1.a.
Kalimat adalah ujaran yang
mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya
menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.
1.b.
Yang perlu dilakukan pada masa sulit bahan-bakar minyak dan harga barang-barang
yang melambung tinggi penghematan besar-besaran dalam berbagai bidang.
1.c.
Yang perlu dilakukan pada masa sulit bahan-bakar minyak dan harga barang-barang
yang melambung tinggi adalah penghematan besar-besaran
dalam berbagai bidang.
Menurut
fungsinya, unsur–unsur kalimat terdiri atas Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap
dan Keterangan. Ada 6 bentuk dasar kalimat bahasa Indonesia dan 7bentuk dasar
bahasa Inggris.
3.
Kalimat
Bahasa
Indonesia Bahasa
Inggris
1. S
- P 1.
SV
2. S
– P - O 2.
SVA
3. S
– P – Pel 3.
SVC
4. S
– P – Ket 4.
SVO
5. S
– P – O - Pel 5.
SVOO
6. S
– P – O – Ket 6.
SVOA
7.
SVOC
Keterangan
:
1.
SV = Subject + Intransitive Verb
Someone
is sleeping.
2.
SVA = Subject + Verb + Adverbial complement
My
parents are living in Chicago.
3.
SVC = Subject + Linking Verb + Subject Complement
I
feel tired.
4.
SVO = Subject + Transitive Verb + Direct Object
We
have finished our work.
5.
SVOO = Subject + Transitive Verb + Indirect Object + Direct Object
She
has given me the letter.
6.
SVOA = Subject + Transitive Verb + Direct Object + Adverbial
Complement
You
cab put your coat in my bedroom.
7.
SVOC = Subject + Transitive Verb + Direct Object + Object Complement
You
have made me very happy.
1.
SP = Subjek + Predikat (verba intransitif)
Saya
mahasiswa.
2.
SPO = Subjek + Predikat (verba transitif)+ Objek
Ayahnya
membeli mobil baru.
3.
SPPel = Subjek + Predikat (verba transitif)+ Pelengkap
Beliau
menjadi ketua koperasi.
4.
SPKet = Subjek + Predikat (verba transitif)+ Keterangan
Kami
tinggal di Jakarta.
5.
SPOPel = Subjek + Predikat (verba transitif) + Objek + Pelengkap
Dia
mengirimi ibunya uang.
6.
SPOKet = Subjek + Predikat (verba
transitif) + Objek + Keterangan
Pak
Taufik menyimpan uang di bank.
Kalau
dicermati lebih lanjut, kalimat dasar dalam bahasa Indonesia dan bahasa Ingris
tidak jauh berbeda, bahkan sebagian besar berpola Subjek + kata kerja
transitif.
4. Sistim Kala atau Tenses
Seperti
dijelaskan di atas bahwa sistim kala adalah sistim aturan gramatika dalam
bahasa Inggris yang berhubungan dengan kata kerja. Ada empat dasar Tenses yang
menjadi perhatian penulis untuk dikontraskan dengan bahasa Indonesia sehingga
peserta didik dapat mengenali perbedaannya dan dapat menggunakannya dengan
tepat dalam penerjemahan.
Bahasa Inggris Bahasa
Indonesia
1.
Simple Present Tense
They study English. Mereka belajar bahasa Inggris.
She studies English. Dia belajar bahasa Inggris.
He
studies English. Dia
belajar bahasa Inggris.
They
do not study English. Mereka
tidak belajar bahasa Inggris.
She
does not study English. Dia
tidak belajar bahasa Inggris.
Do they study English? Mereka
belajar bahasa Inggris kah?
Does she study English? Dia belajar bahasa Inggris kah?
Dalam
Simple Present Tense kata kerja atau verbanya mengalami penambahan –s,- ies,- es ketika ber-subjek tunggal.
Contohnya :
She
writes. They write.
He
cries. Babies cry ------ bayi-bayi menangis.
A
student goes Students go.----- murid-murid pergi.
Sementara
kata kerja ‘belajar’ dalam bahasa Indonesia tidak mengalami penambahan. Juga
kalau kita cermati kata benda jamak ditambahkan –s, -ies dan kata benda jamak dalam bahasa Indonesia dengan
mengulang kata itu sendiri seperti contoh di atas : bayi-bayi dan murid-murid.
Kalimat
negative Simple Present Tense dalam bahasa Inggris ditambahkan auxiliaries ‘Do’
dan ‘not’ yang melekat pada Subjek Jamak dan ‘Does’ dan ‘not’ pada Subjek
Tunggal. Dalam bahasa Indonesia hanya menambahkan kata ‘tidak’ pada Subjek
Jamak maupun Tunggal.
Kalimat
tanya Simple Present Tense dalam bahasa Inggris meletakkan auxiliaries ‘Do’ dan
‘Does’ di depan Subjek. Dalam bahasa Indonesia hanya menambahkan kata ‘kah’ di
belakang kalimat.
Pronomina
atau kata ganti orang ketiga tunggal sangat jelas disebutkan dalam bahasa
Inngris yaitu ‘She’ untuk perempuan
dan ‘He’ untuk laki-laki, dalam
bahasa Indonesia hanya disebutkan ‘Dia’ untuk laki-laki dan perempuan.
2.
Present Continuous Tense
They are studying English. Mereka sedang belajar bahasa Inggris.
She is writing a story. Dia sedang menulis sebuah
cerita.
They are not studying English. Mereka sedang tidak belajar bahasa Inggris.
She is not writing a story. Dia sedang tidak menulis sebuah cerita.
Are they studying English? Mereka sedang belajar bahasa Inggris
kah?
Is she writing a story? Dia sedang menulis sebuah
cerita kah?
Dalam
Present Continuous Tense ditambahkan to be ( am, is, are) dan verb-ing. To be
–am hanya melekat pada ‘I’ , to be –is melekat pada Subjek Tunggal dan –are
melekat pada Subjek Jamak, contohnya :
I am listening.
She is reading.
They
are writing.
Dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan dengan menambah kata ‘sedang’ sesudah Subjek.
3. Present Perfect
They have studied English. Mereka telah belajar bahasa
Inggris.
She has written a story. Dia telah menulis
sebuah cerita.
They
have not studied English. Mereka
belum belajar bahasa Inggris.
She has
not written a story. Dia
belum menulis sebuah cerita.
Have
they studied English? Mereka
telah belajar bahasa Inggris kah?
Has she written a story? Dia telah menulis
sebuah cerita kah?
Dalam
Present Perfect ditambahkan auxiliaries ‘Has’ yang melekat pada Subjek Tunggal
dan ‘Have’ pada Subjek Jamak. Sementara kata kerjanya adalah kata kerja bentuk
ketiga atau yang biasa di sebut sebagai Past Participle. Apabila kata kerja nya
adalah kata kerja beraturan maka hanya menambahkan –ed seperti pada walked,
talked, dlsb. Dan apabila kata kerjanya tidak beraturan maka kita harus tahu
bentuk Past Participle nya seperti pada bring-brought, eat-eaten, dlsb. Contoh
dalam kalimat sebagai berikut :
She
has drunk milk. --- Dia telah minum susu. = Dia baru saja minum susu.
They
have thrown the balls.--- Mereka telah melempar bola-bola itu.
Dalam
bahasa Indonesia biasanya diterjemahkan dengan menambahkan kata ‘telah’ atau
‘baru saja’. Kalimat negatif dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan
menambahkan kata ‘belum’.
.4.
Past Tense
They studied English. Mereka dulu belajar bahasa Inggris.
She wrote a story. Dia dulu menulis sebuah cerita.
They
did not study English. Mereka
dulu tidak belajar bahasa Inggris.
She did not write a story. Dia dulu tidak menulis
sebuah cerita.
Did
they study English? Mereka
dulu belajar bahasa Inggris kah?
Did she write a story? Dia dulu menulis
sebuah cerita kah?
Kata
kerja dalam Past Tense adalah kata kerja bentuk kedua. Apabila kata kerjanya
beraturan hanya menambahkan kata –ed seperti seperti pada walked, talked, dlsb.
Dan apabila kata kerjanya tidak beraturan maka kita harus tahu bentuk Past tense
nya seperti pada bring-brought, eat- ate, dlsb. Contoh lainnya sebagai berikut
:
I
ate a hamburger.
She
threw the ball.
Pada
kalimat negatif Past Tense ditambahkan auxiliary ‘Did’ dan not dibelakang
Subjek baik Tunggal maupun Jamak. Pada terjemahan bahasa Indonesia biasanya hanya
ditambahkan kata ‘dulu’.
BAB
V
SIMPULAN
V.
A. PERSAMAAN
Setelah
ditelaah lebih lanjut ternyata terdapat beberapa persamaan khususnya dalam pola
atau ‘pattern’ kalimat baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia yaitu
Subjek + Verba transitif. Penulisan dengan menyertakan kopula (adalah) dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan langsung begitu saja seperti pada contoh :
‘ayahku adalah seorang petani’ diterjemahkan menjadi ‘my father is a farmer’.
V.
B. PERBEDAAN
Perbedaan-perbedaan
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam tataran sintaksis adalaah sebagai
berikut:
ü Pada
frasa bahasa Indonesia berlaku hukum DM dan pada frasa bahasa Inggris berlaku
hukum MD.
ü Kata
ganti orang ketiga tunggal dalam bahasa Inggris lebih jelas mengacu pada perempuan
(She) atau laki-laki(He), sementara pada bahasa Indonesia kurang jelas karena
hanya menyebutkan ‘dia’ baik laki-laki maupun perempuan.
ü Kata
kerja dalam bahasa Inggris berubah menurut tenses dan Subjeknya: dalam Simple
Present Tense bersubjek tunggal ditambahkan –s, -es dan –ies, dalam Past Tense
ditambahkan –ed untuk kata kerja beraturan dan menggunakan kata kerja bentuk ke
-2 untuk kata kerja yang tidak beraturan, dalam Present Continuous ditambahkan
to be (am. is. are) dan verb-ing, dalam Present Perfect ditambahkan auxiliary
(have, has) dan kata kerja bentuk ke -3 (past participle). Sementara kata kerja
pada bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan.
ü Penambahan
auxiliaries Do, Does, Did dan Not dalam kalimat negatif tergantung pada Subjeknya.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia hanya menambahkan kata ‘tidak’ pada kalimat
negatif.
ü Adanya
inversi dalam kalimat tanya bahasa Inggris, sedangkan ada penambahan kata
‘kah?’dalam kalimat tanya bahasa Indonesia.
V.C.
IMPLIKASI
Setelah teridentifikasi persamaan
dan perbedaan dalam tataran sintaksis, diharapkan mahasiswa yang mengambil
mata-kuliah Penerjemahan lebih jelas melihat persamaan dan perbedaan dalam
tataran sintaksis secara jelas dan menyeluruh sehingga akan dapat membantu usahanya
dalam menerjemahkan baik dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau
sebaliknya.
V.
D. SARAN
Diharapkan
pengajar memberikan analisis kontrastif bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
dalam tataran sintaksis sebagai pengantar dalam mata kuliah Penerjemahan, sehingga
mahasiswa memperoleh gambaran secara menyeluruh atau wawasan yang lebih luas
tentang tata-bahasa kedua bahasa tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Jurf,Reima,
A Contrastif Analysis of English and
Arabic for Translation Students, Riyadh: Al Obeikkan-Printing Press.
Aitchison,
Jean. 2008. Linguistics , London:
Hodder Headline,Ltd.
Chaer,
Abdul. 2007. Linguistik Umum, Jakarta:
Rineka Cipta
Finoza,
Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa
Indonesia,Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Greenbaum,Sidney
and Gerald Nelson. 2002. An Introduction to English Grammar, London:Pearson
Education.
Gucker,Philip.
1966. Essential English Grammar, New
York: Dover Publications, Inc.
Guntur,Henry
Tarigan. 2009. Pengajaran Analisis
Kontrastif Bahasa, Bandung:Angkasa.
http://www.merriam-webster.com/dictionary/grammatical,
diunduh tanggal 16 April 2012 jam 15.10 PM.
http://www.englishclub.com/grammar/verb-tenses_sys-what.htm,
diunduh tgl. 1 Desember jam 23.15 WIB.
Istyono,
Y. Wahyu dan Ostaria Silaban. 2006. Kamus
Pintar Bahasa Indonesia, Batam: Karisma Publishing Group.
James,Carl.
1980. Contrastive Analysis, London:
Longman Group Ltd.
Leech,
Geoffrey & Jan Svartvik,2009. A Communicative Grammar of English, UK:
Pearson Education.
Sartuni,
Rasyid. 2000. Aplikasi Bahasa Indonesiadi
Perguruan Tinggi, Bogor : Maharani Press.
Zaenal,
E.Arifin dan Junaiyah H.M. 2008. Sintaksis,
Jakarta: PT.Grasindo.
[1]
Carl James. 1980. Contrastive Analysis,(
London: Longman Group Ltd.) p.3
[2]
Henry Guntur Tarigan. 2009. Pengajaran
Analisis Kontrastif Bahasa (Bandung:Angkasa) p.5
[3]
Y.Istyono Wahyu dan Ostaria Silaban. 2006. Kamus
Pintar Bahasa Indonesia (Batam: Karisma Publishing Group) p.195
[4]
Rasyid Sartuni. 2000. Aplikasi Bahasa
Indonesiadi Perguruan Tinggi (Bogor : Maharani Press)p.3
[5]
Sidney Greenbaum and Gerald Nelson. 2002.
An Introduction to English Grammar
(London:Pearson Education) p.1
[6]
Reima Al-Jurf, A Contrastif Analysis of
English and Arabic for Translation Students (Riyadh: Al Obeikkan-Printing
Press) p.2
[7]
http://www.merriam-webster.com/dictionary/grammatical,
diunduh tanggal 16 April 2012 jam 15.10 PM.
[8]
Abdul Chaer. 2007. Linguistik Umum (Jakarta:
Rineka Cipta) p.206
[9]
E.Zaenal Arifin dan Junaiyah H.M. 2008. Sintaksis(Jakarta:
PT.Grasindo)p.1
[10]
Jean Aitchison. 2008. Linguistics (London:
Hodder Headline,Ltd.)p.9
[11]
Lamuddin Finoza. 2002. Komposisi Bahasa
Indonesia,Jakarta: Diksi Insan Mulia.p.107
[12]
Philip Gucker. 1966. Essential English
Grammar, (New York: Dover Publications, Inc.)p.1
[13]
Geoffrey Leech & Jan Svartvik, A
Communicative Grammar of English (UK: Pearson Education, 2009) p.53.
[14]
http://www.englishclub.com/grammar/verb-tenses_sys-what.htm,
diunduh tgl. 1 Desember
jam 23.15 WIB
Subscribe to:
Posts (Atom)